TOKOH SEKARDIU PADA WAYANG SASAK PERSPEKTIF HERMENEUTIKA JEAN PAUL GUSTAVE RICOEUR

Authors

  • Sunardy Kasim Universitas Bumigora
  • Murianto Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Abstract

Sekardiu adalah salah satu tokoh dalam pewayangan sasak. Dalam kisah pewayangan sasak, diceritakan sosok skardiu merupakan seekor kuda (turangga) tunggangan wong menak Jayengrana. Kuda Skardiu merupakan anak dari bidadari dan denawe, dia lahir dari sosok Bidadari yang diperdayai oleh sosok Denawe (Raksasak) yang bernama Ranes. Berdasarkan kisah yang melatar belakangi lahirnya Skardiu dalam pewayangan sasak tentu terkandung makna filosofis didalamnya yang mengundang beragam penafsiran akan makna yang sesunggunhnya dari sosok Sekardiu. Untuk membahas makna filosofis yang ada pada sosok Skardiu diperlukan teori Hermeneotik dalam menafsirkan makna tersebut secara deskriftif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan Teknik pengumpulan data Observasi, Wawancar, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dalam peneitian ini dianalisis mengunakan teori Hermeneutik Paul Ricoeur sehingga menghasilkan pemahaman yang berlangsung mulai dari penghayatan terhadap simbol-simbol sampai ke tingkat gagasan tentang berpikir dari simbol-simbol itu ada tiga, yaitu (1) langkah simbolik atau pemahaman dari simbol-simbol sekardiu; (2) pemberian makna oleh simbol serta penggalian yang cermat atas makna bentuk sekardiu(3) langkah filosofis, yaitu berpikir dengan menggunakan simbol sebagai titik-tolaknya penyampaian tafsiran subjektif peneliti. Dengan menggunakan teori tersebut maka tafsiran akan sosok sekardiu dalam pewayangan sasak dapat didiskripsikan bahwa bentuk sekardiu yang berwujud raksasa dan kudan merupakan lambing pengendaliaan hawa nafsu, symbol pengabdian dan keiklasan dalam menjalani darma ketuhanan yang diperjuangkan oleh sosok jayengrana

Kata kunci: Sekardiu, Wayang Sasak, Hermeneutika

Downloads

Published

2023-10-28